
Kategori: MISIOLOGI
Memahami Bahasa Roh : Dari Pentakosta Ke Era Digital
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si. 1. Pendahuluan: Memahami Fenomena Bahasa Roh Bahasa Roh, yang juga dikenal sebagai Speaking in Tongues atau glossolalia, merupakan salah satu karunia rohani yang paling menonjol dan seringkali menjadi subjek perdebatan sengit dalam Kekristenan. Fenomena ini melibatkan pengucapan suara atau kata-kata yang diyakini berasal dari ilahi, seringkali tidak dipahami oleh…

Pentakosta di Era Digital: Menjelajahi Sejarah, Relevansi, dan Transformasi Komunitas Iman
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si. I. Pendahuluan Pentakosta, atau yang juga dikenal sebagai Pantekosta, merupakan hari raya Kristiani yang memiliki signifikansi mendalam, diperingati pada hari ke-50 setelah Paskah. Perayaan ini mengenang peristiwa monumental pencurahan Roh Kudus kepada para rasul di Yerusalem, sebuah kejadian yang secara fundamental menandai kelahiran gereja mula-mula, sebagaimana tercatat dalam Kitab…

Indonesia di Persimpangan Toleransi: Meninjau Kebebasan Beragama di Hari Lahir Pancasila
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si. – Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) Abstrak Artikel dalam tulisan saya kali ini ingin menyajikan analisis mendalam mengenai relevansi Pancasila, khususnya Sila Kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,” dalam menghadapi tantangan kebebasan beragama di Indonesia pada era digital. Fokus utama tulisan ini adalah evaluasi kritis terhadap Peraturan…

Kenaikan Tuhan Yesus: Fondasi Harapan dan Mandat Pelayanan di Era Digital
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si. – Ketua Umum Perkumpulan Wartawan gereja Indonesia (PWGI) Teologi.digital – Jakarta, Peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga, seperti yang tercatat dalam Kitab Kisah Para Rasul 1:9-11, adalah salah satu pilar utama iman Kristen. Momen ini bukan sekadar sebuah akhir, melainkan sebuah transisi krusial yang membentuk dasar bagi pelayanan gereja…

Signifikansi Pendidikan Agama Kristen di Era Digital Dan Relevansi dengan Teologi Digital
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si. Teologi.digital – Jakarta, Pendidikan Agama Kristen (PAK) tetap menjadi fondasi yang tak tergantikan dalam membentuk individu dengan iman yang teguh dan karakter yang selaras dengan ajaran Kristiani, bahkan di tengah pesatnya perkembangan era digital. Sebagaimana ditegaskan dalam premis awal, PAK esensial dalam menavigasi tantangan modern dan membangun kehidupan yang…

Wartawan Kerajaan Allah: Menggali Martabat Profesi Jurnalistik melalui Kritik Historis Alkitab dan Teologi Digital
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si. – Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) Teologi.digital – Jakarta, Di tengah lanskap profesi modern, jurnalisme sering dipandang sebagai pilar keempat demokrasi, penjaga kebenaran, dan penyambung lidah masyarakat. Namun, sebuah perspektif yang lebih mendalam, terutama dari sudut pandang teologis, mulai mengemuka: apakah profesi jurnalis, khususnya yang berdedikasi pada…

Buku “The Threshold of Christianity” : Jejak Langkah Misiologi Gereja Perdana dan Relevansinya di Era Digital
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si. Teologi.digital – Jakarta, Resensi Buku “The Threshold of Christianity” (Di Ambang Fajar Kekristenan) karya Lawrence E. Toombs tentang pergerakan gereja perdana dan misiologi kekristenan awal bagi misiologi di era digital sangat berguna. Buku “The Threshold of Christianity” karya Lawrence E. Toombs membuka jendela pemahaman yang mendalam tentang masa transisi…

Jejak Sejarah Interaksi Kekristenan dan Media: Perspektif Peter Horsfield
Buku Peter Horsfield, “From Jesus to the Internet”, beserta wawasan dari pemikir media lainnya, memberikan perspektif historis yang kaya bagi Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI). Sejarah ini menegaskan bahwa PWGI tidak berdiri dalam ruang hampa, melainkan merupakan bagian dari tradisi panjang Kekristenan yang senantiasa bergulat dan beradaptasi dengan media komunikasi untuk menjalankan misi panggilannya.

ALLAH Menderita di Dunia Maya? Refleksi Paskah Tahun 2025
Bagaimana teologi pembebasan memberikan solusi? Tujuannya bukanlah “membebaskan Allah” seolah-olah Allah terpenjara, melainkan membebaskan manusia dari kondisi-kondisi yang menyebabkan penderitaan, tempat di mana Allah hadir dalam solidaritas-Nya. Ini berarti “membebaskan” citra Allah dalam diri manusia agar tidak lagi terinjak-injak di dunia maya.

Bagaimana “ada-di-dunia-digital” ini ? : Refleksi Fenomenologi Hermeneutik Heidegger
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si. Teologi.digital – Jakarta, Era digital telah mengubah lanskap kehidupan manusia secara fundamental. Teknologi informasi dan komunikasi merasuk ke hampir setiap aspek keseharian, membentuk cara kita bekerja, bersosialisasi, belajar, bahkan cara kita memahami diri sendiri dan dunia. Kehadiran konstan layar, aliran informasi tak henti, dan interaksi termediasi seringkali membuat kita…
