
Kategori: FILSAFAT
Kematian Etika di Era Digital ? Menelisik Tantangan dan Peran Agama-agama sebagai Penjaga Moral
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si. I. Pendahuluan: Etika di Persimpangan Jalan Digital Etika, sebagai cabang filsafat, secara fundamental mengkaji nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral yang mengatur perilaku manusia. Kajian ini mencakup pemahaman tentang apa yang dianggap baik atau buruk, benar atau salah, serta bagaimana individu seharusnya bertindak dalam berbagai situasi. Etika mencakup beberapa aspek penting,…

Pentakosta di Era Digital: Menjelajahi Sejarah, Relevansi, dan Transformasi Komunitas Iman
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si. I. Pendahuluan Pentakosta, atau yang juga dikenal sebagai Pantekosta, merupakan hari raya Kristiani yang memiliki signifikansi mendalam, diperingati pada hari ke-50 setelah Paskah. Perayaan ini mengenang peristiwa monumental pencurahan Roh Kudus kepada para rasul di Yerusalem, sebuah kejadian yang secara fundamental menandai kelahiran gereja mula-mula, sebagaimana tercatat dalam Kitab…

Paul Tillich: Pemikiran dan Relevansinya bagi Teologi Digital
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si. – Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) Teologi.digital – Jakarta, Paul Johannes Tillich (1886-1965) adalah seorang teolog Jerman-Amerika dan filsuf eksistensialis Kristen terkemuka pada abad ke-20. Bersama Karl Barth, ia dianggap sebagai salah satu teolog sistematika Protestan paling berpengaruh di masanya. Pemikirannya yang mendalam tentang hubungan antara iman…

Pandangan Moral Nietzsche Terkait Tekanan dan Urgensi Moralitas dalam Kehidupan Manusia
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si. – Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) Teologi.digital – Jakarta, Konflik inheren antara mematuhi prinsip-prinsip moral dan dorongan kuat untuk Penguasaan Diri (Self-Preservation) merupakan dilema mendasar yang dihadapi manusia, terutama ketika individu menghadapi tekanan yang signifikan. Sering kali diamati bahwa pertimbangan moral dapat dikesampingkan oleh urgensi kebutuhan pribadi…

Algoritma Tuhan : Refleksi tentang Sang Programer Alam Semesta
Konsep “Algoritma Tuhan” menyajikan Tuhan sebagai programer agung alam semesta, yang menciptakan dan memelihara tatanan kosmik yang luar biasa dengan presisi dan kecerdasan yang mendalam.

Membongkar Makna di Era Digital: Relevansi Filsafat Bahasa Wittgenstein, Saussure, Austin, dan Chomsky
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si. Teologi.digital – Jakarta, Era digital telah merevolusi cara kita berkomunikasi. Banjir informasi, interaksi instan melalui teks, gambar, dan video, serta kemunculan kecerdasan buatan yang mampu berbahasa, semuanya menghadirkan lanskap linguistik yang baru dan kompleks. Di tengah derasnya arus komunikasi digital ini, pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang bahasa—bagaimana makna diciptakan, bagaimana konteks…

Bagaimana “ada-di-dunia-digital” ini ? : Refleksi Fenomenologi Hermeneutik Heidegger
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si. Teologi.digital – Jakarta, Era digital telah mengubah lanskap kehidupan manusia secara fundamental. Teknologi informasi dan komunikasi merasuk ke hampir setiap aspek keseharian, membentuk cara kita bekerja, bersosialisasi, belajar, bahkan cara kita memahami diri sendiri dan dunia. Kehadiran konstan layar, aliran informasi tak henti, dan interaksi termediasi seringkali membuat kita…

Psikoanalisis Sigmund Freud dalam Masyarakat Digital
Bagaimana era digital membentuk kepribadian kita? Bagaimana dorongan-dorongan tersembunyi kita bermanifestasi di ruang siber? Dan bagaimana kita dapat memahami dinamika masyarakat yang semakin hidup online?

Fenomenologi Edmund Husserl di Era Digital: Menjelajahi Kesadaran dan Pengalaman Manusia dalam Peradaban Teknologi
Dengan menggunakan fenomenologi, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih kaya dan lebih kritis tentang bagaimana teknologi digital membentuk apa artinya menjadi manusia saat ini. (Mas Dharma EL)

Membaca Ulang Søren Kierkegaard dalam Peradaban Digital: Sebuah Refleksi Eksistensial di Era IoT
Membaca ulang Kierkegaard bukanlah ajakan untuk menolak teknologi atau melarikan diri dari dunia digital. Sebaliknya, ia mengundang kita untuk terlibat dengannya secara lebih sadar, kritis, dan intensional. Ia mengingatkan kita bahwa di tengah algoritma dan avatar, tugas fundamental kita sebagai manusia tetap sama: menjadi individu yang bertanggung jawab, berani menghadapi kebebasan dan kecemasan kita, mencari makna yang otentik, dan membuat pilihan-pilihan yang membentuk siapa diri kita.
