Mencari Wajah Allah di Belantara Digital

Penulis: Dharma Leksana, S.Th., M.Si.
Di tengah peradaban digital yang penuh paradoks — antara konektivitas dan keterasingan, kebebasan dan manipulasi, informasi dan disinformasi — buku ini hadir sebagai suara profetik yang menyentuh ranah terdalam iman Kristen kontemporer. Mencari Wajah Allah di Belantara Digital bukan sekadar refleksi teologis atas dunia maya, melainkan sebuah panggilan untuk melihat penderitaan Allah yang tersembunyi di balik algoritma, data, dan layar kaca.
Isi dan Inti Gagasan
Buku ini memadukan dua arus besar pemikiran: Teologi Pembebasan yang lahir dari rahim penderitaan sosial-politik Amerika Latin, dan refleksi teologi digital yang berkembang dari konteks global masa kini. Dharma Leksana secara cermat membangun argumen bahwa penderitaan manusia di dunia digital — melalui ujaran kebencian, manipulasi algoritmik, eksploitasi data, hingga ketimpangan akses digital — bukan hanya soal etika atau teknologi, tetapi soal iman dan kehadiran Allah.
Dalam gaya ilmiah populer yang menggugah, penulis memunculkan pertanyaan mendasar:
“Di manakah wajah Allah ketika manusia diperlakukan seperti data dan algoritma menggantikan kasih?”
Pertanyaan ini menjadi benang merah seluruh isi buku. Penulis menyelami pemikiran tokoh-tokoh besar seperti Gustavo Gutiérrez, Leonardo Boff, dan Enrique Dussel, yang mengajarkan bahwa Allah berpihak pada kaum miskin dan tertindas — lalu membawa suara profetik ini ke konteks kemiskinan digital dan penderitaan virtual zaman kita.
Melalui berbagai bab, pembaca diajak memahami bahwa dunia maya bukanlah ruang netral. Ia adalah belantara kontemporer tempat manusia sering kali kehilangan arah, martabat, bahkan dirinya sendiri. Dan di tengah kegelapan itu, penulis menyampaikan:
“Allah hadir, bukan sebagai pengawas dari awan digital, tetapi sebagai sosok yang menderita bersama mereka yang dibungkam, dieksploitasi, dan dilupakan oleh sistem digital.”
Kontribusi Intelektual dan Teologis
Buku ini menandai terobosan penting dalam wacana teologi digital kontekstual di Indonesia. Dharma Leksana tidak hanya memperkenalkan kritik sosial-teologis terhadap infrastruktur digital, tetapi juga mengusulkan konsep “pembebasan digital” — yaitu praksis iman yang aktif, kritis, dan berpihak terhadap korban ketidakadilan dunia maya.
Ia menggagas pentingnya spiritualitas yang terlibat, menyuarakan perlunya gereja untuk:
- mengembangkan literasi digital teologis,
- melakukan “opsi preferensial” bagi mereka yang tersingkir secara digital,
- serta menjadi suara profetik yang berani mengkritik kekuasaan digital yang dehumanistik.
Dalam salah satu bagian paling kuat, ia menulis:
“Ketika data menjadi komoditas dan manusia diperlakukan sebagai objek algoritma, di sanalah wajah Allah direndahkan. Dan di sanalah pula kita dipanggil untuk bertindak.”
Gaya Penulisan dan Keunggulan Buku
Dharma menulis dengan gaya ilmiah populer yang dapat dijangkau oleh kalangan akademisi, aktivis gereja, maupun pembaca umum. Setiap bab dilengkapi dengan referensi dari para filsuf, teolog, dan pemikir kontemporer — menjadikan buku ini bukan sekadar reflektif, tetapi juga berbasis riset dan relevansi.
Kekuatan lain dari buku ini adalah narasi lintas batas: dari teologi Amerika Latin ke konteks Indonesia; dari pemikiran Abdurrahman Wahid hingga Romo Mangun; dari kritik digital hingga praksis pastoral. Buku ini seperti jembatan antara dunia iman dan dunia algoritmik yang terus berkembang.
Kesimpulan
Mencari Wajah Allah di Belantara Digital adalah bacaan wajib bagi siapa pun yang bergumul di tengah dunia maya sambil mencari makna spiritual dan etika Kristen yang membebaskan. Buku ini tidak memberi jawaban mudah, tetapi menghadirkan peta moral dan spiritual bagi mereka yang ingin menemukan wajah Allah di tengah algoritma, penderitaan, dan pergulatan digital.
Bukan hanya refleksi, buku ini adalah seruan moral, ajakan bertindak, dan tindakan pastoral berbasis nubuatan.
Kutipan Populer
“Allah hadir bukan di menara server atau algoritma, tetapi di wajah-wajah yang dilupakan, dibungkam, dan dilukai di ruang digital. Di sanalah kita dipanggil mencari dan menemukan-Nya.”
— Dharma Leksana, Mencari Wajah Allah di Belantara Digital
https://online.fliphtml5.com/syony/kqji/ BUKU MENCARI WAJAH ALLAH DI BELANTARA DIGITAL
Download disini “