Novel Gereja di Bawah Bayang AI
Jakarta 2045 digambarkan futuristik, penuh layar hologram, doa otomatis, dan khotbah digital viral. Di tengah gemerlap itu, gereja kecil Elias menjadi simbol “sisa iman” yang masih berpegang pada kemanusiaan.

Jakarta 2045 digambarkan futuristik, penuh layar hologram, doa otomatis, dan khotbah digital viral. Di tengah gemerlap itu, gereja kecil Elias menjadi simbol “sisa iman” yang masih berpegang pada kemanusiaan.
“Kebebasan beragama bukan izin dari negara. Ia adalah hak asasi yang melekat pada setiap manusia dan dijamin oleh UUD 1945.”
“Kami menolak menjadi sekadar data. Manusia adalah pribadi yang utuh, dengan martabat, kesadaran, dan nilai, bukan sekadar angka dalam mesin.” (Manifesto Manusia Digital)
BUKU PANDUAN STRATEGIS GEREJA DALAM MENGHADAPI INTOLERANSI BERAGAMA DI INDONESIA Penulis : Dr. Dharma Leksana, S.Th., M.Si., M.Th. Buku ini memberikan panduan strategis dan praktis bagi gereja dan komunitas Kristen di Indonesia untuk menghadapi tantangan intoleransi beragama yang terus berulang. Walaupun Indonesia memiliki jaminan hukum kuat bagi kebebasan beragama dalam UUD 1945 dan UU HAM,…
📚 Resensi NovelJudul: Gereja di Server AwanPenulis: Dr. Dharma Leksana, S.Th., M.Si., M.Th.Genre: Novel Teologi FuturistikTahun: 2025 🔑 Tema Utama Novel Gereja di Server Awan mengisahkan bagaimana iman, gereja, dan spiritualitas bertemu dengan dunia digital yang serba algoritmik. Lebih jauh, buku ini mengangkat isu ekoteologi digital: refleksi iman dan etika ekologis di tengah peradaban yang…
Novel “Imago Dei Digital” bukan sekadar novel, melainkan sebuah renungan panjang tentang manusia, iman, dan dunia baru yang kita ciptakan bersama teknologi.”
“Sebuah novel reflektif yang membuat kita berhenti sejenak, membaca ulang kehidupan, dan menemukan kembali jejak Tuhan dalam keseharian digital.”
“Sebuah kisah yang menegangkan, relevan, sekaligus menyentuh. Novel ini akan membuatmu berpikir ulang sebelum menekan tombol ‘share’.”
✨ Sinopsis Algoritma Tuhan: Sang Programer Alam Semesta adalah novel filsafat populer yang memadukan fiksi, refleksi, dan teologi digital. Melalui kisah Adrian, seorang pencari kebenaran yang bergulat di tengah dunia data dan algoritma, pembaca diajak bertanya: apakah hidup hanyalah hasil perhitungan dingin, atau ada tangan Ilahi yang menulis kode semesta? Dalam perjalanannya, Adrian memasuki ruang-ruang…
“Gereja tidak hanya beradaptasi dengan teknologi, tetapi menghadirkan Kristus di tengah dunia algoritma. Teologi digital adalah misi holistik di era Society 5.0.”