Ekoteologi Digital: Sinergi Teologi, Ekologi, dan Teknologi

Resensi Buku:
Judul: Ekoteologi Digital: Sinergi Teologi, Ekologi, dan Teknologi
Penulis: Dr. Dharma Leksana, M.Th., M.Si.
Penerbit: PT. DHARMA LEKSANA MEDIA GROUP
Tahun Terbit: 2025

Gambaran Umum & Konteks

Buku “Ekoteologi Digital” karya Dr. Dharma Leksana, M.Th., M.Si., hadir sebagai respons krusial terhadap tiga tantangan besar abad ke-21: krisis lingkungan (Ekologi), revolusi informasi (Teknologi), dan pencarian makna spiritual (Teologi). Buku ini secara ambisius mencoba merumuskan sebuah kerangka pemikiran baru yang tidak hanya relevan bagi akademisi teologi dan aktivis lingkungan, tetapi juga bagi praktisi teknologi dan setiap individu yang bergumul dengan isu keberlanjutan di era digital.

Inti Argumen (Sinopsis Mendalam)

Penulis merangkai benang merah antara tiga disiplin ilmu yang tampak terpisah. Ekoteologi (pergulatan spiritual mengenai tanggung jawab manusia terhadap alam) dipertemukan dengan Teknologi Digital (perkembangan Artificial Intelligence, Internet of Things, dan media sosial).

Argumen utama buku ini adalah bahwa teknologi digital, yang sering dicap sebagai penyebab alienasi dan konsumerisme, sesungguhnya dapat dimanfaatkan sebagai agen transformasi ekologis-teologis. Buku ini kemungkinan besar membahas:

  1. Reinterpretasi Doktrin: Bagaimana doktrin penciptaan (imago Dei, mandat budaya) dapat direfleksikan ulang dalam konteks krisis iklim dan cyberspace.
  2. Etika Digital-Ekologis: Mengembangkan etika yang menyeimbangkan antara optimalisasi teknologi (efisiensi) dengan prinsip care for creation (kepedulian terhadap ciptaan).
  3. Aplikasi Praktis: Penggunaan platform digital (media sosial, aplikasi gereja, metaverse teologis) sebagai alat untuk mempromosikan kesadaran ekologis, kampanye keberlanjutan, dan pendidikan lingkungan yang berbasis teologi.

Keunggulan Resensi

  1. Inovasi dan Relevansi Topik: Buku ini menawarkan terminologi dan kerangka pikir yang sangat baru, terutama di konteks Indonesia, yang mana isu Ekoteologi dan Teologi Digital masih merupakan bidang yang sedang berkembang.
  2. Interdisipliner yang Kuat: Penulis tidak hanya berhenti pada pembahasan teologis, tetapi berani masuk ke ranah teknologi dan ekologi, menunjukkan pemahaman yang komprehensif atas tiga bidang tersebut.
  3. Tepat Waktu: Diterbitkan pada tahun 2025, buku ini menangkap momentum ketika isu krisis iklim dan transformasi digital menjadi agenda utama dunia.
  4. Keterkaitan dengan PWGI: Mengingat penyebutan Tim PWGI Creative Studio, buku ini kemungkinan besar memiliki tata letak dan desain visual yang modern, memudahkan pembaca non-akademis untuk mencerna konsep yang berat.

Potensi Tantangan/Area untuk Diskusi

  1. Jangkauan Pembaca: Karena sifatnya yang sangat interdisipliner, buku ini berpotensi memiliki istilah teknis (baik dari sisi teologi, ekologi, maupun teknologi) yang memerlukan usaha ekstra bagi pembaca awam untuk memahaminya.
  2. Sifat Utilitaristik Teknologi: Diskusi yang mendalam mengenai bagaimana menyeimbangkan antara harapan etis teologi dengan sifat utilitaristik dan komersial teknologi digital perlu dibahas secara kritis agar tidak jatuh pada pemujaan teknologi (technolatry).

Kesimpulan dan Rekomendasi

“Ekoteologi Digital” adalah bacaan wajib bagi mereka yang ingin melihat peran agama dalam menghadapi masa depan yang terancam oleh krisis ganda: lingkungan dan disrupsi digital. Buku ini bukan hanya kajian akademis, tetapi juga panggilan aksi untuk gereja, institusi pendidikan, dan individu agar menjadikan ruang digital sebagai ladang baru untuk menjalankan mandat pemeliharaan bumi. Ini adalah peta jalan teologis yang berani dan visioner untuk era cyborg dan krisis iklim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!