Frankenstein, Teknologi Digital dan Masa Depan Manusia: Antara Utopia dan Distopia
RESENSI BUKU
Judul : Frankenstein, Teknologi Digital dan Masa Depan Manusia: Antara Utopia dan Distopia 1
Penulis : Dr. Dharma Leksana, M.Th., M.Si.
Di tengah dunia yang bergerak dalam kurva eksponensial, di mana perangkat digital telah menjadi perpanjangan tubuh dan algoritma menjelma “liturgi baru” yang mengarahkan perhatian6, kita berada di persimpangan krusial. Buku “Frankenstein, Teknologi Digital dan Masa Depan Manusia” hadir sebagai lentera, sebuah kompas moral dan intelektual yang sangat dibutuhkan di tengah derasnya arus peradaban digital7.
Dr. Dharma Leksana mengajak kita menelusuri pertanyaan paling mendesak di abad ke-21: masihkah kita memahami diri sebagai manusia utuh, ataukah kita sedang berubah menjadi sesuatu yang lain8?
Metafora Frankenstein: Kritik terhadap Kesombongan Pencipta
Penulis menggunakan metafora klasik Frankenstein—kisah tentang Victor Frankenstein, seorang pencipta yang takut pada ciptaannya sendiri—untuk membongkar trauma dan ketakutan terdalam peradaban digital kita9. Intinya terletak pada Hubris (Kesombongan): manusia ingin menjadi pencipta, tetapi tidak selalu siap menjadi penanggung jawab moral atas ciptaannya10. Ketika kemampuan menciptakan berkembang lebih cepat daripada kedewasaan moral, bencana adalah hasilnya11.
Buku ini bukan sekadar seruan pesimis 12, melainkan undangan untuk membangun jalan baru di mana teknologi dan iman tidak dipertentangkan, melainkan saling menerangi13.
Kedalaman Refleksi Lintas Disiplin
Refleksi buku ini terbagi dalam lima dimensi besar, yang sangat detail dan lintas disiplin (melibatkan Teologi, Filsafat, Etika, dan Kajian Budaya Digital)14:
- Transformasi Antropologis: Dari Homo Sapiens ke Homo Connectus
Penulis memetakan bagaimana ruang digital kini menjadi “habitat baru” yang mengubah struktur kesadaran manusia15. Pembaca diajak untuk menganalisis krisis eksistensial: Krisis Kehadiran di dunia yang tidak pernah tidur 16, bagaimana Identitas diri terbelah menjadi Persona Digital 17, dan bagaimana manusia menjadi “makhluk algoritmik”18. - Tubuh, Jiwa, dan Kapitalisme Digital
Dr. Dharma Leksana membahas hilangnya embodied presence (kehadiran berwujud) di era virtual 19dan dampak Ekonomi Perhatian (dopamin digital) yang mencuri keheningan batin20. Analisis tajam juga diberikan terhadap Kapitalisme Pengawasan (Surveillance Capitalism) dan Psikopolitik, yang memperlakukan manusia sebagai komoditas data21. - Pergulatan Etika AI dan Tanggung Jawab Moral
Buku ini secara khusus menyoroti masalah Kekuasaan Tanpa Wajah yang dipegang oleh Big Data dan Bias Algoritmik yang merupakan ekspresi dari “dosa warisan” atau “dosa struktural” dalam sistem digital22. Penulis menantang pembaca untuk merumuskan Prinsip-prinsip Normatif demi memastikan transparansi dan keadilan algoritmik23. - Spiritualitas di Era Notifikasi
Bagaimana kita bisa berdoa dalam distraksi24? Bagaimana Liturgi Virtual mengubah makna komunal ibadah25? Buku ini menawarkan jalan pemulihan, yaitu melalui Spiritualitas Kehadiran (melawan Digital Disincarnation), sebuah etika keheningan dan askese yang diperlukan untuk menjaga ruang batin dari gempuran notifikasi26. - Dari Frankenstein ke Kristus: Model Etika Penebusan
Puncak sintesis teologis-etis buku ini terletak pada perumusan Model Teologi Etika Teknologi Bertanggung Jawab27. Narasi Kristen, yang menampilkan Kristus sebagai Pencipta yang tidak meninggalkan ciptaan-Nya yang rusak, dijadikan inspirasi radikal28. Etika teknologi harus didasarkan pada tiga pilar: - Imago Dei: Menjaga Martabat Manusia di atas komodifikasi data29.
- Kejatuhan: Mengakui Teknologi tidak netral dan rentan terhadap dosa struktural30.
- Penebusan: Bertanggung jawab, mengoreksi rancangan yang salah, dan mendesain teknologi yang memulihkan kehidupan31.
Kesimpulan: Manifesto Teknologi yang Manusiawi
Buku ini wajib dimiliki oleh teolog, pendidik, pemimpin gereja, jurnalis, praktisi teknologi, hingga setiap individu yang ingin hidup utuh di tengah dunia bercahaya-piksel32. “Frankenstein, Teknologi Digital dan Masa Depan Manusia” adalah manifesto tentang teknologi yang manusiawi, menawarkan keberanian untuk mendesain masa depan sebagai ruang penebusan, bukan ancaman33.
Jangan biarkan inovasi bergerak tanpa kompas moral. Ambil buku ini, dan temukan kembali denyut kemanusiaan Anda di balik cahaya layar34.
KATA KUNCI
.
Etika Teknologi Digital Kristen,
Teologi Digital dan Filsafat,
Buku Dr Dharma Leksana,
Kecerdasan Buatan dan Moralitas,
Frankenstein Utopia Distopia,
Kapitalisme Pengawasan, Surveillance Capitalism,
Krisis Identitas di Era Digital,
Manusia Homo Connectus,
Teologi Etika AI,
Spiritualitas di Era Notifikasi,
HASHTAG


