Ekopedagogi Digital: Peran PAK dalam Mengatasi Krisis Ekologi di Dunia Siber
RESENSI BUKU
Ekopedagogi Digital: Peran PAK dalam Mengatasi Krisis Ekologi di Dunia Siber
Penulis: Pdt. Dr. Johanes Imanuel Tuwaidan, S.Th., M.Min.
Penerbit: PT. Dharma Leksana Media Group
Tahun Terbit: 01 Desember 2025
Tebal: 203 halaman
Membaca Krisis Ekologi dari Jendela Dunia Siber
Buku Ekopedagogi Digital: Peran PAK dalam Mengatasi Krisis Ekologi di Dunia Siber hadir pada momentum yang sangat strategis: ketika dunia sedang menghadapi gelombang ganda antara percepatan digitalisasi dan krisis ekologis global yang semakin memburuk. Dalam konteks inilah, buku ini tidak hanya menawarkan kritik, tetapi juga sebuah peta jalan pedagogis dan teologis bagi gereja serta dunia pendidikan Kristen untuk menata ulang relasi manusia–teknologi–alam.
Kekhasan buku ini tampak jelas sejak awal: ia mempertemukan dunia digital dan ekopedagogi dalam satu dialektika yang utuh. Alih-alih membahas ekologi dalam kerangka fisik semata, penulis mengarahkan perhatian pembaca kepada dimensi yang justru jarang dibahas—yakni bagaimana aktivitas digital, interaksi virtual, dan gaya hidup “tanpa batas” di ruang siber meninggalkan jejak ekologis nyata. Konsep ini menjadi fondasi teoretis penting yang memperluas cakrawala literatur ekologi kontemporer.
Dua Krisis yang Saling Menghidupi: Krisis Digital dan Krisis Ekologis
Salah satu kekuatan utama buku ini adalah kemampuannya menunjukkan bagaimana dunia digital bukan ruang bebas konsekuensi, melainkan struktur yang memiliki dampak material dan ekologis yang sangat besar. Penulis mengurai bagaimana:
• pusat data (data center) mengonsumsi energi dalam volume raksasa,
• perangkat digital menyumbang peningkatan e-waste global,
• budaya konsumsi cepat di ruang digital mempercepat kerusakan ekologis,
• ekosistem media sosial menguatkan individualisme dan melemahkan kepedulian ekologis kolektif.
Analisis ini memperlihatkan bahwa krisis ekologis hari ini tidak bisa dipahami tanpa memeriksa perilaku digital masyarakat modern, sebuah perspektif yang masih jarang disentuh oleh literatur PAK maupun literatur lingkungan hidup berbasis gereja.
Ekopedagogi Digital: Integrasi Pedagogis, Teologis, dan Teknologis
Puncak kontribusi teoretis buku ini terletak pada gagasan tentang Ekopedagogi Digital. Penulis mengembangkan konsep ini sebagai perpaduan antara:
- Kesadaran ekologis,
- Literasi digital,
- Tanggung jawab spiritual,
- Pembentukan karakter ekologis melalui pendidikan Kristen,
- Kritik terhadap kapitalisme digital,
- Pemulihan relasi manusia–ciptaan sebagai mandat teologis.
Dalam bukunya, ekopedagogi digital dipahami bukan sekadar proses penyadaran, tetapi sebuah habitus ekologis digital—cara hidup baru yang membentuk kesadaran umat untuk bertindak bertanggung jawab di ruang siber dan dunia fisik secara simultan.
Lebih dari itu, penulis menjelaskan bahwa PAK harus menangkap konteks baru pendidikan: bahwa generasi digital (Gen Z dan Alpha) membentuk pandangan hidup, karakter, dan tindakan mereka melalui perangkat digital. Karena itu, pendidikan Kristen perlu merumuskan strategi pedagogis yang menyentuh ruang digital, bukan hanya ruang kelas konvensional.
Keadilan Ekologis dan Mandat Gereja dalam Era Siber
Bagian reflektif buku ini memberi nilai tambah luar biasa. Penulis mengundang pembaca untuk merenungkan:
• bagaimana gereja harus menafsir ulang mandat budaya (Kej. 1:28) dalam kerangka digital,
• bagaimana tanggung jawab ekologis merupakan bagian dari misi spiritual,
• bagaimana dosa struktural muncul dalam bentuk konsumerisme digital, pemborosan perangkat, dan e-waste,
• bagaimana gereja dipanggil menjadi suara profetis bagi keadilan ekologis.
Dalam pendekatan teologisnya, buku ini memosisikan gereja sebagai agen transformatif—yang tidak hanya berkhotbah tetapi mengajarkan praktik ekologis konkrit, mulai dari gerakan minim limbah, manajemen perangkat digital, hingga kampanye ekologi digital berbasis komunitas.
Gaya Penyajian: Akademis, Namun Tetap Cair dan komunikatif
Buku ini ditulis dengan struktur logis, penuh rujukan ilmiah, tetapi tetap dapat dinikmati pembaca umum karena gaya populer yang komunikatif. Bahasa yang digunakan tidak kaku, alurnya runtut, dan setiap bab memiliki contoh konkret yang relevan dengan kehidupan digital sehari-hari.
Penulis berhasil menggabungkan:
• pendekatan teologis,
• kajian teknologi digital,
• perspektif pendidikan Kristen,
• landasan etika lingkungan,
• studi sosial mengenai budaya siber.
Kombinasi ini menjadikan buku ini lintas disiplin, namun tetap stabil secara argumentatif.
Siapa yang Harus Membaca Buku Ini?
Buku ini penting bagi:
• pendidik Kristen (guru PAK, dosen, katekis),
• pemimpin gereja dan aktivis pelayanan,
• mahasiswa teologi dan pendidikan,
• pegiat lingkungan hidup di kalangan gereja,
• pemerhati hubungan antara teknologi dan spiritualitas,
• siapa pun yang ingin memahami dampak ekologis dari dunia siber.
Ini bukan sekadar bacaan akademis, tetapi manifesto moral yang mendorong gereja agar tidak hanya hadir dalam dunia digital, tetapi hadir dengan cara yang bertanggung jawab dan berkeadilan.
Kesimpulan Resensi
Ekopedagogi Digital: Peran PAK dalam Mengatasi Krisis Ekologi di Dunia Siber merupakan kontribusi penting dalam literatur pendidikan Kristen dan teologi lingkungan kontemporer. Buku ini memperluas pemahaman tentang bagaimana dunia digital menyimpan implikasi ekologis yang sering tak terlihat, sekaligus menunjukkan bagaimana gereja dan pendidikan Kristen dapat menjadi agen perubahan dalam menghadapi krisis tersebut.
Dengan analisis yang kaya, pendekatan lintas disiplin, dan solusi yang aplikatif, buku ini layak disebut sebagai salah satu karya pionir dalam bidang ekopedagogi digital. Ia bukan hanya mengkritik kondisi, tetapi menawarkan harapan, arah tindakan, dan visi teologis bagi masa depan yang lebih lestari.
KATA KUNCI
Ekopedagogi digital,
Pendidikan agama Kristen dan ekologi,
Krisis ekologi digital,
Dunia siber dan lingkungan,
PAK dan tanggung jawab ekologis,
E-waste dalam perspektif gereja,
Ekologi Kristen,
Teologi lingkungan digital,
Spiritualitas digital ramah bumi,
Ekologi teknologi,
HASHTAG
EkopedagogiDigital
PAKdanEkologi
DigitalForCreation
GreenTheology
DigitalSpirituality
EcoChristianLiving
FaithAndEnvironment
KrisisEkologiDigital
DigitalEcology
CintaCiptaan
Profil Penulis

Pdt. Johanes Imanuel Tuwaidan, S.Th., M.Min., D.Th.
Studi doktoralnya ia rampungkan di Sekolah Tinggi Teologi Dian Harapan, Jakarta, dengan disertasi berjudul:
“Faith Protest in the Digital Era: A Historical-Grammatical Hermeneutic of Matthew 15:22–28 and Theological Reflections on Christian Demonstration and the Responsibility of the Digital Church.”
Dari karya akademis tersebut, ia mengolahnya menjadi buku ilmiah populer dengan judul:
“Unjuk Rasa Iman di Era Digital: Gereja, Demonstrasi, dan Ruang Publik Baru.”
Selain melayani jemaat, Pdt. Johanes juga aktif dalam lingkup pelayanan media dan informasi. Ia adalah salah satu Dewan Pendiri Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI), serta menjabat sebagai Pembina DPD PWGI Provinsi Jakarta. Melalui PWGI, ia ikut memperjuangkan kehadiran suara gereja di ruang publik digital, khususnya dalam advokasi kebebasan beragama, pemberitaan yang berimbang, dan upaya melawan disinformasi.
Karya tulis, khotbah, dan refleksi rohaninya kerap hadir di berbagai media gereja maupun kanal digital seperti YEKABE TV dan platform sosial GKI. Dalam setiap pelayanan, ia menekankan pentingnya iman yang hidup, kritis, dan profetis, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.


