Buku Homiletika di Era Digital karya Dharma Leksana, S.Th., M.Si. Segera Terbit

Teologi.digital – Jakarta, Buku Homiletika di Era Digital karya Dharma Leksana menyajikan pendekatan kontemporer dalam menyampaikan Firman Tuhan melalui media digital. Penulis menyoroti pergeseran homiletika dari mimbar fisik menuju ruang digital sebagai suatu transformasi teologis dan kultural yang tidak terhindarkan di abad ke-21. Dengan menggabungkan riset ilmiah, refleksi teologis, dan strategi komunikasi modern, buku ini memandu para pendeta agar mampu hadir secara otentik, relevan, dan etis di tengah ekosistem media sosial dan platform digital seperti YouTube, TikTok, podcast, dan Instagram.

Buku ini tidak hanya mengupas kekuatan masing-masing platform, tetapi juga menawarkan strategi membangun kehadiran digital, menyusun konten yang berdampak, serta menjaga integritas pelayanan di tengah godaan popularitas dan monetisasi. Penulis mengingatkan bahwa pelayanan digital harus tetap berakar pada Injil, bukan pada algoritma, serta menempatkan komunitas dan pertumbuhan rohani jemaat sebagai prioritas utama.

Dengan gaya bahasa yang populer namun tetap ilmiah, buku ini menjadi rujukan penting bagi pemimpin gereja, teolog praktis, dan content creator Kristen yang ingin menavigasi pelayanan digital secara reflektif dan transformatif.

Berikut ini adalah resensi populer ilmiah dari buku “Homiletika di Era Digital: Rahasia Pendeta Meraih Jemaat Online” karya Dharma Leksana, S.Th., M.Si.

📚 RESENSI BUKU

Judul: Homiletika di Era Digital: Rahasia Pendeta Meraih Jemaat Online
Penulis: Dharma Leksana, S.Th., M.Si.
Penerbit: PWGI (Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia), 2025
Tebal: 57 halaman
Kategori: Teologi Praktis, Komunikasi Kristen, Digital Ministry


🔍 Sekilas Isi:

Buku ini merupakan panduan visioner dan aplikatif bagi para pendeta dan pelayan gereja dalam menginjili dan menyampaikan Firman Tuhan di era digital. Melalui pendekatan yang kontekstual dan kaya sumber teologis-kultural, Dharma Leksana, S.Th., M.Si. Teolog jebolan Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana Tahun 1988 merancang buku ini bukan hanya sebagai teori, tapi juga sebagai “toolkit” praktis menuju pelayanan khotbah yang relevan, berdampak, dan tetap setia pada Injil di tengah algoritma dunia maya.


🎯 Tujuan Utama:

Menjawab kebutuhan mendesak para pendeta untuk:

  • Memahami lanskap komunikasi iman di dunia digital.
  • Mengoptimalkan kekuatan media sosial (YouTube, TikTok, Podcast, dsb).
  • Menyampaikan khotbah yang tidak hanya viral, tapi juga bermakna secara rohani.
  • Menavigasi tantangan etis, teologis, dan spiritual dalam pelayanan digital.

📌 Struktur & Inti Isi:

1. Paradigma Baru Homiletika (Bab I & II)

Dharma mengawali dengan menggeser pemahaman bahwa khotbah bukan lagi hanya di mimbar fisik, tapi kini juga di ruang-ruang digital yang masif dan global. Transformasi ini bukan hanya teknologis, tapi juga spiritual dan teologis—mimbar digital adalah “inkarnasi baru” dari Firman.

2. Peta Platform Digital (Bab III)

Setiap platform memiliki keunikan: YouTube untuk eksposisi panjang, TikTok/Reels untuk punchline rohani singkat, Podcast untuk refleksi mendalam saat bepergian, dan Instagram untuk narasi visual yang menggugah. Penulis memberikan tabel perbandingan strategis yang sangat membantu.

3. Belajar dari Praktisi (Bab IV)

Dengan menganalisis tokoh seperti Mike Todd, Pdt. Gilbert Lumoindong, dan Sadie Robertson, Dharma membongkar resep khotbah yang “viral tapi tidak dangkal”. Relevansi, otentisitas, dan storytelling menjadi kunci sukses mereka.

4. Etika dan Teologi di TikTok (Bab V & X)

Penulis sangat sadar akan godaan “popularitas digital”. Ia memperingatkan bahaya menyederhanakan Injil demi klik. Integritas teologis, transparansi finansial, dan batasan pribadi ditegaskan sebagai kompas pelayanan digital.

5. Membangun Kehadiran Digital (Bab VI & IX)

Disajikan secara praktis: mulai dari membuat strategi konten mingguan, membangun merek pastoral yang otentik, hingga menjaga kualitas teknis video dan audio. Bahkan ada template langkah demi langkah untuk pelayanan digital.

6. Mengukur Kesuksesan Rohani (Bab VIII)

Tidak cukup hanya melihat views atau likes. Dharma mengajarkan metrik spiritual: pertumbuhan komunitas, testimoni pertobatan, keterlibatan dalam pelayanan nyata. Ini menjadikan buku ini tidak hanya berbasis data, tetapi juga berjiwa pastoral.


🎓 Gaya Penulisan:

Bahasa yang digunakan populer, komunikatif, namun tetap bernuansa ilmiah. Referensi dikutip secara luas dari tokoh-tokoh seperti Marshall McLuhan, Dietrich Bonhoeffer, Henri Nouwen, hingga data Pew Research dan Barna Group. Terdapat keseimbangan antara wacana akademik dan arahan praktis di lapangan.


💡 Nilai Tambah:

  • Tabel & infografik memudahkan pembaca memahami perbandingan platform dan strategi konten.
  • Sangat aplikatif—cocok untuk pelatihan pelayanan gereja, seminar, atau mentoring media digital rohani.
  • Disertai pertimbangan teologis dan etika yang tidak banyak ditemukan dalam buku-buku strategi media lainnya.

⚖️ Kelebihan:

✔ Menjembatani iman dan teknologi secara menyatu.
✔ Relevan bagi pendeta lintas generasi.
✔ Sarat dengan contoh nyata dan tools praktis.
✔ Berbasis riset, bukan sekadar opini.

Kekurangan:

— Beberapa istilah teknis seperti SEO atau algoritma viral bisa lebih dijelaskan bagi pembaca awam teknologi.
— Akan lebih kuat jika disertai QR code ke contoh video/konten nyata dari para pendeta digital yang dikaji.


🎯 Siapa Harus Membaca?

  • Pendeta, pengkhotbah, pemimpin gereja, atau aktivis pelayanan digital.
  • Pengajar teologi praktis atau mahasiswa STT.
  • Content creator Kristen yang ingin menjaga keseimbangan antara viralitas dan nilai rohani.

🏁 Kesimpulan:

“Homiletika di Era Digital” bukan hanya buku tentang teknologi, melainkan peta ziarah pelayanan modern—yang memanggil pendeta bukan sekadar untuk tampil, tapi hadir secara otentik dalam dunia maya sebagai pembawa kabar baik.”

Buku ini layak menjadi referensi utama dalam membangun pelayanan Injil berbasis media sosial. Ia meneguhkan bahwa viralitas hanyalah sarana, bukan tujuan. Yang utama tetap: kesetiaan pada Kristus.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!