Novel Gereja di Server Awan

📚 Resensi Novel
Judul: Gereja di Server Awan
Penulis: Dr. Dharma Leksana, S.Th., M.Si., M.Th.
Genre: Novel Teologi Futuristik
Tahun: 2025

🔑 Tema Utama

Novel Gereja di Server Awan mengisahkan bagaimana iman, gereja, dan spiritualitas bertemu dengan dunia digital yang serba algoritmik. Lebih jauh, buku ini mengangkat isu ekoteologi digital: refleksi iman dan etika ekologis di tengah peradaban yang semakin terhubung dengan teknologi.

Novel ini menegaskan bahwa iman Kristen tidak boleh tercerabut dari bumi dan lingkungan, meskipun gereja memasuki dunia maya. Justru di era cloud server, AI, dan big data, manusia semakin ditantang untuk menjaga ciptaan Tuhan agar kehidupan tetap berkelanjutan.

đź“– Alur dan Isi

Cerita bergerak melalui pengalaman tokoh-tokohnya yang berjuang menghadirkan gereja di ruang digital (server awan). Di balik narasi futuristiknya, penulis menghadirkan lapisan refleksi mendalam:

  1. Relasi Iman dan Alam
    Gereja digital bukan hanya tempat ibadah virtual, melainkan juga panggilan untuk sadar bahwa bumi adalah “server hidup” yang menopang eksistensi manusia. Manusia tidak boleh lupa bahwa energi, data, dan infrastruktur digital tetap bergantung pada sumber daya alam.
  2. Ekoteologi Digital
    Buku ini mengajak pembaca merenungkan bahwa setiap aktivitas digital—streaming ibadah, penggunaan server, hingga artificial intelligence—berdampak pada ekosistem. Jejak karbon dari teknologi harus diimbangi dengan sikap etis dan tanggung jawab ekologis.
  3. Manusia sebagai Imam Ciptaan
    Novel ini menggambarkan manusia sebagai imago Dei yang dipanggil menjadi imam bagi ciptaan: merawat, menjaga, dan memelihara, bukan sekadar mengeksploitasi. Di sinilah teologi penciptaan bertemu dengan literasi digital.
  4. Liturgi Ekologis di Era Digital
    Penulis menyuguhkan visi liturgi baru: doa, pujian, dan ibadah yang tidak hanya berlangsung di ruang virtual, tetapi juga memberi dampak nyata bagi pelestarian bumi. Ada semacam “ekaristi digital ekologis”, di mana perjamuan iman terhubung dengan kesadaran ekologis.

🌍 Nilai Lebih Novel
• Inovatif: Menggabungkan spiritualitas digital dengan isu ekologi secara naratif dan reflektif.
• Kontekstual: Mengangkat realitas Indonesia dan dunia yang tengah menghadapi krisis iklim sekaligus digitalisasi massif.
• Profetik: Mengingatkan gereja dan masyarakat agar tidak terjebak dalam ilusi teknologi, tetapi tetap berpijak pada bumi dan merawat ciptaan.

đź’ˇ Pesan Kunci

“Di server awan kita membangun gereja, tetapi di bumi nyata kita harus menjaga hutan, laut, dan udara. Tanpa bumi, server hanyalah mesin kosong.”

“Merawat lingkungan hidup adalah bentuk doa paling konkret di era digital: doa yang menyejukkan bumi, doa yang menyelamatkan generasi mendatang.”

🎯 Relevansi

Novel ini relevan dibaca oleh:
• Gereja & pemuka agama – untuk merumuskan ekoteologi digital dalam pelayanan.
• Generasi muda & aktivis lingkungan – sebagai inspirasi bahwa iman dan ekologi bisa berjalan bersama.
• Akademisi & pegiat digital – untuk menyadari keterkaitan antara cloud, energi, dan tanggung jawab ekologis.

🌟 Kesimpulan

Gereja di Server Awan adalah novel yang memadukan imajinasi futuristik dengan suara profetik ekologis. Ia menyampaikan pesan bahwa gereja digital bukanlah pelarian dari bumi, melainkan panggilan baru untuk menjaga ciptaan Allah di tengah teknologi. Novel ini menjadi bacaan penting bagi siapa pun yang ingin memahami keterhubungan antara iman, teknologi, dan ekologi.

GerejaDiServerAwan,

TeologiDigital,

Ekoteologi,

SpiritualitasDigital,

ImanDanTeknologi,

GerejaMasaDepan,

NovelRohani,

KrisisIklim,

MerawatCiptaan,

DigitalFaith,

EcoTheology,

CloudChurch,

FaithAndAI,

LiterasiDigital,

NovelKristen,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!