Telaah Iman Kristen Menurut Harun Hadiwijono Di Era Digital

Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si.

Teologi.digital – Jakarta, Iman Kristen, dengan akar yang kuat dalam sejarah dan tradisi, menawarkan pemahaman yang kaya dan mendalam tentang Allah. Dalam buku klasiknya, “Iman Kristen,” teolog Indonesia terkemuka, Harun Hadiwijono, mengupas konsep Allah, Kristologi (studi tentang Kristus), dan doktrin Trinitas (Allah Tritunggal) dengan cermat dan relevan. Artikel ini akan menelaah pandangan Hadiwijono mengenai siapakah Allah menurut teologia Kristen, bagaimana kita dapat berjumpa dengan-Nya di era digital, dan apa buah nyata dari perjumpaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Sekilas Profil mengenai Dr. Harun Hadiwijono, penulis buku “Iman Kristen” yang pernah menjadi Guru Sipritual Penulis dalam bidang dogmatika sebagai berikut :

Dr. Harun Hadiwijono adalah seorang teolog Indonesia yang sangat dihormati dan dikenal luas, terutama melalui karyanya yang monumental, “Iman Kristen.” Beliau lahir pada tanggal 25 November 1928 dan meninggal dunia pada tanggal 28 Juni 2003.

Beberapa poin penting mengenai profil Dr. Harun Hadiwijono:

  • Latar Belakang Pendidikan: Dr. Harun Hadiwijono menempuh pendidikan teologi di Yogyakarta. Kemudian, beliau melanjutkan studinya di Vrije Universiteit (Universitas Bebas) di Amsterdam, Belanda, dan berhasil meraih gelar Doktor Teologi pada tahun 1967. Disertasi doktoral beliau berjudul “Man in the Old Testament Theology.”
  • Karier Akademik: Beliau merupakan seorang mantan guru besar dan rektor di Sekolah Tinggi Teologi (STT) Duta Wacana, Yogyakarta. Beliau dikenal sebagai dosen di bidang Dogmatika dan memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan pemikiran teologis di Indonesia.
  • Karya Tulis: Karya beliau yang paling terkenal adalah “Iman Kristen”, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1973 oleh BPK Gunung Mulia. Buku ini menjadi salah satu buku teks standar dalam studi teologi Kristen di Indonesia dan membahas berbagai aspek ajaran Kristen secara komprehensif. Selain “Iman Kristen,” beliau juga menulis berbagai artikel dan buku lainnya yang berkontribusi pada perkembangan teologi di Indonesia.
  • Pemikiran Teologi: Dr. Harun Hadiwijono dikenal sebagai salah seorang teolog Indonesia yang mencoba mengungkapkan dan merefleksikan pergumulan dogmatis yang dialaminya dalam konteks masyarakat Indonesia. Beliau berupaya untuk menjembatani pemikiran teologis Barat dengan konteks budaya dan pemikiran Indonesia.
  • Pengaruh: Pemikiran dan tulisan-tulisan Dr. Harun Hadiwijono memiliki pengaruh yang signifikan dalam dunia teologi Kristen di Indonesia. Beliau dianggap sebagai salah satu tokoh penting yang meletakkan dasar bagi perkembangan teologi kontekstual di tanah air.

Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman akademiknya yang mendalam, Dr. Harun Hadiwijono telah memberikan kontribusi yang sangat berharga bagi pemahaman dan penghayatan iman Kristen di Indonesia melalui karya-karya tulisnya, termasuk buku “Iman Kristen” yang terus menjadi referensi penting hingga saat ini.

Melalui tulisan ini Penulis akan berdiskusi dengan Dr. Harun Hadiwijono  untuk mengetahui Siapakah Allah Menurut Teologia Kristen? Telaah Kristologi dan Konsep Trinitas Menurut Harun Hadiwijono

Menurut teologia Kristen, Allah adalah Esa, pencipta segala sesuatu yang ada, yang Maha Kuasa, Maha Tahu, dan Maha Kasih. Namun, pemahaman Kristen tentang Allah menjadi unik melalui doktrin Trinitas: Allah adalah satu hakikat yang hadir dalam tiga Pribadi, yaitu Bapa, Anak (Yesus Kristus), dan Roh Kudus.

Dalam karyanya, Harun Hadiwijono menyoroti bahwa pengenalan akan Allah tidak terlepas dari pengenalan akan Yesus Kristus. Kristologi, yaitu studi tentang siapa Yesus Kristus, merupakan kunci untuk memahami hakikat Allah. Hadiwijono mengutip Kolose 2:9 yang menyatakan bahwa “di dalam Kristus telah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan keAllahan.” Ini berarti, dalam diri Yesus Kristus, kita melihat secara penuh sifat dan karakter Allah. Yesus bukan hanya seorang manusia biasa atau nabi, melainkan Allah yang menjelma menjadi manusia.

Lebih lanjut, Hadiwijono menjelaskan konsep Trinitas sebagai misteri iman yang mendasar. Allah adalah Bapa, sumber segala sesuatu; Allah adalah Anak, yaitu Yesus Kristus, Sang Firman yang menjadi daging dan melalui-Nya dunia diciptakan dan diselamatkan; dan Allah adalah Roh Kudus, kuasa Allah yang hadir dan bekerja dalam dunia dan dalam diri orang-orang percaya. Ketiga Pribadi ini adalah satu Allah, memiliki kesetaraan dan keesaan dalam hakikat. Hadiwijono menekankan bahwa iman kepada Allah berarti juga iman kepada Firman-Nya (Yesus Kristus) dan karya Roh Kudus. Allah dianggap sebagai “Yang Teguh atau Yang Kuat,” dan beriman kepada-Nya berarti mengakui dan mempercayai keteguhan dan kekuatan-Nya dalam menggenapi janji-janji-Nya.

Perjumpaan dengan Allah di Era Digital Sesuai dengan Iman Kristen

Di era digital ini, pertanyaan tentang bagaimana kita dapat berjumpa dengan Allah sesuai dengan iman Kristen menjadi semakin relevan. Jika dahulu perjumpaan dengan Allah seringkali dikaitkan dengan ibadah di gereja, membaca Alkitab secara pribadi, dan persekutuan dengan sesama, kini lanskap digital menawarkan dimensi baru.

Meskipun interaksi fisik dan kehadiran dalam komunitas tetap penting dalam iman Kristen, era digital membuka peluang unik untuk mengalami perjumpaan dengan Allah:

  • Melalui Konten Digital yang Inspiratif: Situs web gereja, media sosial, video khotbah, musik rohani online, dan aplikasi Alkitab dapat menjadi sarana untuk mendengarkan firman Allah, mempelajari ajaran Kristen, dan terhubung dengan komunitas iman secara virtual.
  • Dalam Komunitas Online yang Positif: Grup-grup diskusi Kristen online, forum doa, dan interaksi di media sosial dapat menjadi tempat untuk berbagi pengalaman iman, saling menguatkan, dan merasakan kehadiran Kristus di tengah persekutuan digital.
  • Melalui Refleksi dan Kontemplasi Digital: Konten-konten renungan harian, meditasi Kristen yang dipandu secara online, dan sumber daya teologis digital dapat membantu individu untuk merenungkan kebesaran Allah dan memperdalam hubungan pribadi dengan-Nya.
  • Dalam Aksi Nyata di Dunia Digital: Menggunakan platform digital untuk menyebarkan kasih, kebaikan, keadilan, dan kebenaran sesuai dengan nilai-nilai Kristiani juga dapat menjadi bentuk perjumpaan dengan Allah, karena kita menjadi perpanjangan tangan-Nya di dunia maya.

Penting untuk diingat bahwa perjumpaan dengan Allah di era digital bukanlah pengganti dari ibadah dan persekutuan secara langsung. Namun, teknologi dapat menjadi alat yang berharga untuk memperluas jangkauan dan memperdalam pengalaman iman kita. Kuncinya adalah menggunakan teknologi secara bijak dan dengan tujuan yang benar, yaitu untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dan sesama.

Buah Nyata (Output) Perjumpaan dengan Allah dalam Kehidupan Sehari-hari

Perjumpaan dengan Allah sesuai dengan iman Kristen bukanlah sekadar pengalaman spiritual yang abstrak, melainkan seharusnya menghasilkan buah (output) yang konkret dalam kehidupan sehari-hari. Rasul Paulus dalam Galatia 5:22-23 menyebutkan “buah Roh,” yang merupakan hasil dari hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.

Dalam kehidupan sehari-hari, perjumpaan dengan Allah dapat terwujud dalam berbagai cara:

  • Kasih yang Lebih Dalam: Orang yang berjumpa dengan Allah akan memiliki hati yang lebih penuh kasih terhadap sesama, tanpa memandang perbedaan. Kasih ini akan tercermin dalam tindakan nyata, seperti menolong yang membutuhkan, mengampuni yang bersalah, dan memperlakukan orang lain dengan hormat.
  • Sukacita dan Damai Sejahtera: Meskipun menghadapi tantangan hidup, orang yang memiliki hubungan yang dekat dengan Allah akan merasakan sukacita dan damai sejahtera yang melampaui keadaan. Mereka memiliki keyakinan bahwa Allah senantiasa menyertai dan memampukan mereka.
  • Kesabaran dan Ketahanan: Perjumpaan dengan Allah memberikan kekuatan dan ketekunan dalam menghadapi kesulitan dan ujian hidup. Mereka belajar untuk bersabar dalam proses dan percaya bahwa Allah memiliki rencana yang terbaik.
  • Tindakan Keadilan dan Kebenaran: Iman Kristen mendorong umatnya untuk memperjuangkan keadilan dan kebenaran di segala bidang kehidupan. Perjumpaan dengan Allah akan memotivasi seseorang untuk bertindak benar dan membela hak-hak orang lain.
  • Integritas dan Tanggung Jawab: Orang yang mengenal Allah akan berusaha untuk hidup dengan integritas dan bertanggung jawab dalam setiap aspek kehidupan mereka, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun masyarakat.

Singkatnya, perjumpaan dengan Allah dalam iman Kristen seharusnya mengubah karakter dan perilaku seseorang menjadi semakin serupa dengan Kristus. Ini bukan berarti menjadi sempurna secara instan, tetapi terus bertumbuh dalam kasih, kebaikan, dan kebenaran, serta membawa dampak positif bagi lingkungan sekitar.

Last but not least, Penulis berusaha menarik kesimpulan mengenai Perjumpaan dengan Allah di Era Digital Sesuai dengan Iman Kristen, bahwa Allah dalam teologia Kristen adalah Allah Tritunggal, yang dikenal melalui Yesus Kristus. Di era digital ini, kita memiliki berbagai kesempatan baru untuk berjumpa dengan-Nya melalui teknologi. Namun, yang terpenting adalah bahwa perjumpaan ini menghasilkan buah nyata dalam kehidupan kita sehari-hari, tercermin dalam kasih, keadilan, dan karakter yang semakin menyerupai Kristus.

Pemikiran Harun Hadiwijono dalam “Iman Kristen” memberikan landasan yang kokoh untuk memahami keagungan Allah dan bagaimana kita dapat menghidupi iman kita secara relevan di tengah perkembangan zaman.

Referensi :

Buku Karya Dr. Harun Hadiwijono:

Buku karya Dr. Harun Hadiwijono, termasuk “Iman Kristen,” diterbitkan oleh BPK Gunung Mulia. Berikut beberapa buku beliau:

  • Iman Kristen:
    • Edisi pertama diterbitkan tahun 1973.
    • Buku ini telah mengalami beberapa kali revisi dan cetak ulang, termasuk edisi tahun 1988, 2001, 2005, dan 2012.
  • Inilah Sahadatku (2006)
  • Kebatinan Dan Injil
  • Teologi Reformatoris Abad ke 20
  • Religi Suku Murba
  • Sari Filsafat India
  • Agama Hindu dan Budha

2 thoughts on “Telaah Iman Kristen Menurut Harun Hadiwijono Di Era Digital

  1. Disertasi Harun Hadiwijono berjudul Man in the Present Javanese Mysticism. Promotornya Prof. Mr. Dr. D.C. Mulder

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!